Gara-Gara Es Dawet (One Shoot)
Gara - Gara
Es Dawet
Hari ini, aku pergi ke kampus untuk
mengurus jadwal perkuliahan. Hampir saja aku terlambat karena kesiangan.
Badanku masih terasa lelah setelah kegiatan kemarin di luar kota. Dua kali aku
bolak-balik dari rumah ke kampus di cuaca yang sangat panas dengan mengendarai
sepeda motor legendaris itu. Aku menyebutnya begitu karena motor itu telah
menemaniku sejak aku di Madrasah Tsanawiyah dulu.
Pukul 10.00 pagi aku pergi menemui
dosen pembimbing untuk melakukan konsultasi perihal jadwal dan juga perkembanganku
di semester 3 kemarin. Dari ujung ke ujung, ada banyak sekali mahasiswa di sekitar
kantor itu. Aku duduk di luar bersama teman-temanku sembari menunggu konfirmasi
dari ketua program studi. Ternyata kami harus kembali lagi pada jam 13.00.
Sekitar 20 menit aku sampai di
rumah, dan langsung aku sempatkan untuk makan karena aku tidak sempat sebelum
pergi tadi. Lalu aku kembali lagi ke kampus dan matahari bertambah terik.
Syukurlah, saat disana aku tak perlu menunggu lama untuk meminta tanda tangan,
namun harus aku ambil pada keesokan harinya. Saat diperjalanan pulang, tiba-tiba
terlintas dipikiranku untuk mencari es dawet. Sebelum itu, aku mampir terlebih
dulu untuk mengisi bensin lalu, melanjutkan perjalanan. Beberapa menit sudah
aku berkeliling untuk mencari penjual es tersebut namun nihil. Aku sempat
berpikir untuk mencari minuman segar yang lain. Namun, aku tetap melanjutkan
pencarian. Aku juga mendatangi ke sekolah-sekolah dimana sang penjual berada disana.
Ternyata juga tidak ada.
Aku terkejut dan terheran-heran,
mengapa saat dicari ia tidak aku temukan, sedangkan saat aku tidak mencari ada
banyak penjual di pinggir jalan? Mungkin sudah cukup. Aku lelah, bibirku pun
semakin kering ditambah lagi aku tidak menggunakan jaket saat itu membuatku
ingin cepat-cepat pulang saja. Dengan agak cepat aku melajukan motor sambil
berharap dalam hati kalau-kalau ada penjual es dawet yang lewat. Dan benar
saja, ada seorang penjual es dawet singgah di dekat komplek rumahku. Kalau tahu
begitu aku tidak akan pergi jauh-jauh. Bonusnya, paman penjual ternyata orang
yang ramah.
Kau bisa mencari apa yang kau mau dengan
usaha yang keras maupun biasa saja. Kau juga bisa berkeliling untuk mencari
yang sesuai dengan kriteriamu sejauh apapun kau melangkah. Tapi ada hal yang
harus kau ingat, ada takdir yang sudah diciptakan oleh Sang Pencipta. Bisa saja
takdirmu sebenarnya ada disekelilingmu, cuma kau saja yang tak menyadarinya.
Mungkin Allah hanya ingin tahu seberapa keras kau berjuang untuk mendapatkannya,
dan bagaimana reaksimu setelah mendapatkannya.
Pesanku, jangan berhenti untuk berusaha.
Apabila tak kau temukan, kau bisa mencari jalan lain dan tentunya dengan jalan
yang baik. Dan apabila kau sudah mendapatkannya, jangan pernah kau sia-siakan
agar kau tidak bertemu penyesalan pada akhirnya. Cobalah untuk mengingat kembali
bagaimana usahamu sebelum mendapatkannya. Apapun hasilnya tetaplah mengucap
syukur, Alhamdulillah ‘ala kulli haal.
Ini tidak hanya berlaku untuk es
dawet. Kau bisa memetik hikmahnya untuk hal lain, seperti pada prestasi,
jabatan, keluarga, ataupun pasangan. Jagalah baik-baik selagi kau masih
memilikinya, karena mempertahankan itu lebih sulit dari mendapatkan.
@Glorya_Vie
Palangka Raya, 19 Februari 2019
Komentar
Posting Komentar